22.1.10

Rasanya Baru Kemarin

Jikalau waktu bisa disingkat dan prosesnya cepat mungkin semuanya akan menyadari hidup kita adalah sebuah keajaiban. Tapi semua butuh proses di mana proses itu tidak selamanya indah, mudah, menang dan berhasil. Kadangkala proses itu menyakitkan, sulit, kalah dan gagal. Frase tentang hidup memang selalu berjalan sepersekian detik napas kita dan apa yang kita lakukan semuanya sudah di tulis oleh malaikat-malaikat yang setia mengikuti kita sampai akhirnya kita mati.

Waktu memang terasa begitu cepat, rasanya baru kemarin menikmati masa kecil di desa yang asri bermain di sawah bersama teman-teman menikmati masa kecil dengan ceria. Perasaan baru kemarin ketika merasakan bangku sekolah pertama kali dengan perasaan takut dan sampai akhirnya ku melanjutkan kuliah di Malang, kota yang membuat mata ibuku yang berkaca-kaca ketika aku pertama kali pergi. Atau bagaimana melihat Bapakku yang begitu bangganya ketika melihat anaknya menerima penghargaan sebagai yang terbaik di kelas atau perasaan bersyukur ketika nilai jeblok di SMA tapi beliau tidak di marah. Aku juga ingat ketika dahulu menggendong adikku yang paling kecil tapi sekarang sudah kelas 6 SD atau ingat adikku yang ke 2 dimana ku mengajarinya berhitung tapi saat ini sudah kuliah jurusan Matematika di Jogja.
Sebuah perjalanan waktu memang tidak mungkin kembali, ia menjadi kenangan yang kadangkala pahit kadangkala manis. Sayang sekali memori otak kita terbatas sehingga banyak sekali sesuatu yang hilang dari ingatan kita, tapi ku merasa semua yang aku alami seperti ‘baru kemarin’. “Demi masa, sungguh manusia berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran (Al ‘asr)”.
Waktu adalah keajaiban tapi sepertinya kebanyakan orang tidak menyadari sehingga banyak sekali waktu di pergunakan sia-sia belaka dan ini mungkin terjadi dengan diriku juga. Aku pejamkan sejenak mataku, ku ingin berada paling dekat dengan Tuhan untuk mengucapkan syukur atas semua yang ku peroleh saat ini. ‘Begitu perkasanya Engkau, Tuhan ya Rabb…aku bukanlah siapa-siapa, dan bukanlah sempurna. Aku bersyukur dan bersujud selalu menyeru Namamu dari hatiku yang paling dalam, Terima kasih ya Rabb atas semua karunia dan hikmah-hikmah yang engkau berikan di Waktumu ini, nikmat hidup, nikmat semangat, nikmat cinta dan seluruh kenikmatan yang Engkau berikan kepadaku…”.
Menulis tulisan ini jadi ingat film ‘The Shawshank Redemption’ yang sangat menggugah yang ku tonton beberapa tahun yang lalu. Ceritanya tentang penjara Shawshank, sebuah penjara terketat di dunia saat itu yang di huni orang-orang dengan kejahatan yang luar biasa.(di Indonesia mungkin mirip dengan penjara di Nusa Kambangan). kebanyakan tahanan di situ mungkin tidak ada yang percaya bahwa ada yang bisa lolos dan menjebol penjara itu, tapi tidak dengan Andy Dufranse (pemeran utama film ini) yang di hukum dua kali seumur hidup karena kesalahan membunuh istri dan selingkuhannya, sesuatu yang tidak pernah ia lakukan. Akhirnya ia berhasil lolos setalah 20 tahun menggali terowongan dengan palu yang di pesan temannya Red. Bayangkan 20 tahun menggali terowongan…dan kisah ini menyadarkanku bahwa tidak ada yang sia-sia di dunia ini selama kita masih punya mimpi. ” Bermimpilah,karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu” (Edensor, Andrea Hirata). GANBATE…Semangat!!
(Wahyu Hidayat, Bertambah tua lagi umurku, 21 Januari 2010)

0 Comments: