17.1.10

Gus Dur, Jadikan Pahlawan Nasional

Jujur lugu dan bijaksana
Mengerti apa yang terlintas dalam jiwa
Rakyat Indonesia…
Hujan air mata dari pelosok negeri
Saat melepas engkau pergi…
Berjuta kepala tertunduk haru
(Iwan Fals-Bung Hatta)
Lagu Iwan Fals itu memang di tujukan untuk tokoh proklamator kita Bung Hatta ketika beliau meninggalkan dunia untuk selama-selamanya. Ketika mendengar lagu ini hatiku bergetar, sangat ‘pas’ sekali dengan seorang guru bangsa yang meninggalkan kita, Gus Dur. Gus Dur seperti Hatta, beliau menghabiskan sebagian besar umurnya untuk bangsa. Sosok yang jujur, sederhana dan dekat dengan rakyat. Walau kadang pemikirannya kontraversi dan berbeda dengan arus pemikiran besar tapi membela keadilan, memahami keberbedaan dan kebebasan berbendapat dan tidak suka kekerasan menyebabkan beliau tetap di cintai baik oleh lawan maupun kawan.


Saya jadi ingat komentar kawan saya dahulu ” Gus Dur itu seperti wali, cakrawala pemikirannya jauh melampui waktu sehingga orang-orang akan sering geleng-geleng kepala, karena tidak mengerti yang di lakukan Gus Dur, dan di kemudian hari ternyata terbukti benar’.
Seorang kyai yang kharismatik karena cucu pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan sekaligus pernah menjabat tiga periode ketua Tanfinziah organisasai ini. Presiden pertama yang di pilih secara demokratis setelah kejatuhan Soeharto dan begitu banyak jasa-jasa beliau terutama dalam hal menyebarkan demokratisasi, pluralisasi dan kebebasan berpendapat. maka tidak heran ketika beliau di beritakan meninggal dunia, sebagian besar rakyat Indonesia berduka. Beribu-ribu orang datang melayat, mungkin baru kali banyak orang yang merasa kehilangan, setelah Soekarno dan Hatta dulu.
Semoga para pemimpin negeri ini bisa memberikan sesuatu yang pantas untuk beliau yaitu gelar Pahlawan Nasional.

0 Comments: