3.9.06

Jalan Sunyi

khirnya kutempuh jalan yang sunyi
Mendengarkan lagu bisu sendiri di lubuk hati
Puisi yang kusembunyikan dari kata - kata
Cinta yang tak kan kutemukan bentuknya

Apabila kau dengar tangis di saat lengang
Kalau bulan senyap dan langit meremang
Sesekali temuilah detak - detik pelaminan ruh sepi hidupku
Agar terjadi saat saling mengusap peluh dendam rindu

Kuanyam dari dan malam dalam nyanyian
Kerajut waktu dengan darah berlarut - larut
Tak habis menimpukku batu demi batu kepalsuan
Demi mengongkosi penantian ke Larut

[Emha Ainun Nadjib]

26.8.06

17.8.06

Semangat Kemerdekaan (61 Tahun)


Setiap tanggal 17 Agustus setiap tahunnya, pasti ramai mulai dari desa sampai kota. Berbagai kegiatan diadakan untuk memeriahkan HUT RI ini. Masyarakatpun menyambut tanggal bersejarah ini dengan sukacita, mereka membayangkan bagaimana heroiknya para pejuang dahulu sehingga mencapai Indonesia Merdeka.
Ngomong-ngomong soal kemerdakaan tidak terasa Indonesia ternyata sudah merdeka selama 61 tahun. Dipikir-pikir sudah lama juga Indonesia merdeka dan bisa dibilang negeri kita sudah tua, bayangkan saja orang yang berumur 61 tahun sudah seperti apa.. Nah ketika melihat umur setua itu, kita lihat keadaaan Indonesia kini bagaimana setelah 61 tahun merdeka?. Kalau boleh saya bilang, Indonesia belum bisa sampai pada tujuan awal pendirian Republik ini. Seperti yang tercantum dalam Padahal dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4 menyatakan tujuan dari Negara Indonesia adalah :

......Memajukan kesejahteraan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur...........


Kenyataan yang terjadi adalah yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin dan kesejahteraan yang selama ini diidam-idamkan ternyata tidak pernah kesampaian, malah yang didapat rakyat negeri ini adalah penderitaan akibat himpitan ekonomi yang semakin mencekik. Pemerintah yang seharusnya sebagai pengayom malah sepertinya sebagai pemangsa rakyat(kecil), ini dilihat dari beberapa kebijakannya yang cenderung tidak populer dimata rakyat dan cenderung mengikuti keinginan pasar yang notebone dikuasai oleh pihak asing. Contoh nyata di cabutnya subsidi BBM, kenaikan Listrik, kenaikan biaya air dan dijualnya aset-aset negara kepada asing.

Kita memang harus tidak bosan untuk selalu merefleksi, apakah benar bangsa ini sudah merdeka? memang sekarang ini kita sudah merdeka dari penjajahan bentuk fisik tetapi kita belum lepas dari penjajahan dalam bentuk tersamar baik oleh bangsa kita sendiri ataupun asing. Kita lihat saja kasus KKN yang berjibun dan menumpuk yang membuat Indonesia sebagai NO 1 di Asia tenggara dan No 3 di dunia dalam hal korupsi. Kasus illegal logging, kasus kredit macet, Kasus pengerukan sumber daya alam oleh asing dan masih banyak lagi kasus-kasus yang membuat kita semakin terlihat bodoh.

Walaupun begitu sebagai orang yang mengakui ada kekuasaan lain selain kita, tentunya kita tidak selalu pesimis, kita harus tetap optimis suatu saat ada secercah cahaya yang akan membuat kita menuju kebahagiaan. Ingat DARAH kita MERAH, seperti merahnya darah kita, semangat untuk lepas dari segala bentuk penjajahan dan pendindasan harus tetap ada sampai kapanpun.


(Teriring doa untuk orang-orang yang terkena musibah gempa bumi, tanah longsor,Lumpur panas dan untuk saudar-saudaraku kaum Muslimin Libanon. OPTIMISLAH)

1.8.06

Kembali Ke Asal

Menungso, asale gak ono saiki dadi ono mbesuk ora ono……

Salah satu bait dalam puji-pujian setelah adzan sebelum sholat berjamaah di kampungku. Dalam memang. Pesan yang ingin disampaikan oleh pencipta pujian-pujian tersebut, konon puji-pujian semacam itu diciptakan pada zaman walisongo. Hal ini dilakukan dalam rangka mendekatkan Islam kepada para penduduk jawa, yang pada waktu itu senang dengan nyanyian-nyanyian terutama gendhing. Oleh karena itu dalam upaya dakwahnya para wali menggunakan media puji-pujian yang isinya mengandung pesan, doa ataupun puji-pujian terhadap Rossulloh dan Allah SWT . Seringkali puji-pujian juga menggunakan bahasa arab ataupun bacaan alquran yang di lagu.
Contohnya yang paling terkenal sholawat nariyah…

Sholatulloh shalamulloh….’alatooha rosulluloh
Sholatulloh shalamulloh….’alayaashin habbibillah
………………………………………………….
…………………………………………………


Kembali ke bait puji-pujian diatas, yang kalau diartikan ke bahasa indonesia sebagai berikut……
”.....Manusia, semulanya tidak ada, sekarang jadi ada dan besok tidak ada………”
Dalem kan....Sesungguhnya yang Maha Kekal hanyalah sang Khalik, Pencipta Alam Raya yang maha luas, Hanya Allah yang wujud tanpa permulaan dan selain dariNYA wujud dengan permulaan.

Jadi segala sesuatu di dunia ini hanyalah fana' belaka, dan tidaklah kekal...suatu saat yang kita miliki bahkan yang paling kita cintai akan hilang atau meninggalkan kita.

26.7.06

Mengambil Hikmah di Negeri Bencana

Bencana yang melanda negeri tercinta sepertinya tidak henti-hentinya, menyebarkan cerita pilu bagi yang terkena. Belum habis bencana gempa Jogja(27/5/2006), kemarin(17/7/2006)terjadi gempa dan tsunami di sekitar Pantai selatan. Setelah itu gempa susulan yang relatif lebih kecil terjadi hampir di seluruh wilayah,mulai dari Jakarta, Bali, Sulawesi, Nias.

Apa yang bisa kita lakukan, ketika materi tidak punya untuk menolong mereka? Doa, ya itulah yang bisa kita lakukan, agar yang terkena musibah bisa lebih bersabar, bertawakal dan yakin bahwa adanya bencana pasti akan adanya hikmah didalamnya. "Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (Q.S At Taghaabun : 11).

5.7.06

Kembali menjadi biasa


Hari-hariku selama satu tahun ini, memang sangat kacau...makan tidak teratur, Pakaian sering tidak dicuci sampai berbulan-bulan, Ke kampus kadang-kadang belum mandi,pokoknya tidak teratur banget............

Setelah tugas dan amanah yang telah diemban selesai sekarang saatnya berubah, mulai mengatur ritme harian yang lebih teratur, rajin kuliah biar cepat lulus, n cepat cari jodoh juga.......

Gapailah Langit setinggi-tingginya,sebuah semangat untuk mencapai cita-cita yang selama ini diimpi-impikan....

"Tunggulah dunia aq akan menaklukanmu" (Bangun tidur nglindur...kali)

15.6.06

Lagi males Nulis

menulis memang mudah, menulis agar dimengerti orang lain adalah sulit.

Mood, yah menulis memang butuh mood dan sekarang ini kondisiku lagi tidak ada mood untuk menulis, di blog ini sekalipun. Pokoknya males...males....dan males.....

21.5.06

Saatnya bangkit

Bangkitlah....
lawan....
katakan putih adalah putih
katakan hitam adalah hitam
Kebenaran selamanya adalah kebenaran
(tentunya Untuk diriku sendiri)

16.5.06

Meneladani Ahmadinejed

Cerita Rosiana Silalahi, Reporter dari SCTV dalam Kompas(14/5) memang menjadi bukti kalau Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejed seorang Presiden yang sangat luwes dan tentunya sederhana(seperti yang dikatakan sejumlah Media).
Selama 3 hari berturut-turut Kompas(11-14), mengupas tentang Mahmoud Ahmadinejed yang sedang di Indonesia menghadiri pertemuan D-8 di Bali. Di media itu diceritakan tentang kesederhanaan dan pengetahuan yang luas yang dimiliki oleh Presiden Iran, Bahkan Kusmayanto Kadiman,Minristek yang mendampingi Ahmadinejed-pun memuji-mujinya. Kesederhanaan beliau tidak hanya dari segi fisik berupa pakaiannya tanpa dasi, Sepatu, kaos kaki,celana panjang, baju putih dan jas tanpa embel-embe merk terkenal tetapi juga keluwesannya terhadap semua orang. Sebagai mantan Dosen ITB,Kusmayanto Kadiman juga mengatakan bahwa ahmadinejed adalah seorang dosen favorit, yang berbicara tanpa banyak basa-basi membuang waktu dengan kalimat pembuka dan mempunyai rasa humor tinggi.
Ahmadinejed juga diceritakan adalah aktivis mahasiswa yang pada masa mudanya ikut memperjuangkan hak dan moral kaum yang lemah ketika rezim syah reza pahlevi berkuasa yang tidak bisa didikte oleh siapapun, dan sikap ini masih bertahan sampai sekarang ketika beliau menjadi Presiden Iran yang tidak mau didikte oleh barat.
Ditengah krisis ketokohan di tanah air, tidak apa-apalah kalau kita bisa meneladani sifat dan sikap beliau ini.

11.5.06

27.4.06

Pendidikan Peradaban dan Generasi Beradab

Harus kita akui masih banyak generasi muda saat ini yang mudah emosi dan lebih mengutamakan otot daripada akal pikiran. Kita lihat saja, tawuran bukan lagi milik pelajar SMP dan SMA tapi sudah merambah dunia kampus mungkin yang terbaru adalah di Universitas Pattimura. Atau kita jarang melihat demonstrasi yang santun dan tidak menggangu orang lain baik kata-kata yang diucapkan dan prilaku yang ditampilkan. Kita juga kadang-kadang jadi ragu apakah demonstrasi yang dilakukan mahasiswa murni untuk kepentingan rakyat atau pesanan sang pejabat.

Kalau Beruntung

"Skripsi kapan yu?" pertanyaan yang sering diucapkan teman-temanku, ketika ditemu di jalan, dikampus atau dikos. Jawabku "yah secepatnya, Kalau beruntung habis PKN terus skripsi". Jawaban yang cukup aneh, karena disitu ada jawaban kalau beruntung, sepertinya tidak yakin akan kemampuan sendiri. Kalau menurutku tidak begitu, keberuntungan akan ada kalau ada kesempatan dan persiapan. Artinya tidak ada keberuntungan kalau kita tidak mempersiapkan dan tidak mencari kesempatan. Nah ini yang sedang dilakukan, mempersiapkan segala yang dibutuhkan setelah lulus dan mencari kesempatan untuk "secepatnya" lulus.

Jadi ketika kita "ngomong" kalau beruntung jangan diartikan secara tiba-tiba dapat sesuatu kalau orang jawa bilang "ujug-ujug" tetapi artikanlah bahwa keberuntungan itu juga ada prosesnya.

27.3.06

Profesionalitas dalam Organisasi Kemahasiswaan

Profesional dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berkaitan dengan dengam bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan atau keahlian/keterampilan tertentu atau kalau menurut saya bekerja sesuai dengan tanggung jawab yang diembannya. Jadi kalau jadi ketua ya bekerja sesuai dengan kewajibannya sebagai ketua, menjadi ketua bidang ya bekerja dengan bidang yang diembannya, menjadi ketua pelaksana kegiatan misalnya ya bekerja sesuai dengan tanggungjawabnya. Mungkin kalau di dunia kerja lain lagi pengertiannya, yang paling umum adalah hal yang berkaitan dengan pembayaran.

23.3.06

Sungguhpun Ku Tak Sanggup

semua takdirku ada padaMU
hari ini hatiku seperti terkapar
apakah ini punyak organsme ketidakperdayaanku
sulit sekali kujawab sebuah keinginan yang menderu
sulit juga melangkah untuk menemukan jawaban

STOP
Sudah Cukup
Berhentilah untuk mengaduh
Saatnya bangkit.....lawan semua kedurjanaan hati
Saatnya menunjukan siapakah aku, kamu dan kita....

Aku rindu pelukan hangatmu
Celotehan-celotehan renyahmu
yang membuat hatiku seperti melayang
Aku rindu....

Busyet
Jangan mengaduh, jangan membuat kamu menjadi tertawaan
Saatnya kamu kembali tegak untuk melangkah
Dunia akan terus berputar

Indahku akan duniamu
membuat aq bertekuk lutut untuk mengharapkan
sesuap senyummu

Layaknya napi yang dipenjara
Meraka akan melihat realitas
Bukan hanya melihat kesemuan

Api yang kulihat pada tatapanmu
Air yang membuat ku segar

Langit biru
tertawalah
tersenyumlah

Terimakasih kau sudah tersenyum
aku akan selalu menunggumu untuk selalu tersenyum