29.10.11

kebangkitan Pemuda Indonesia

Kebangkitan nasional Indonesia diawali oleh Boedi Oetomo di tahun 1908, dengan dimotori oleh para pemuda terutama mahasiswa kedokteran STOVIA dengan tokoh utama adalah dr Soetomo Setelah itu lahirlah organisasi lain semacam Sarikat Islam di Surabaya yang diketuai H.O.S Tjokroaminoto dan Indisce Partij di Bandung.oleh tiga serangkai (Douwes Dekker (Dr. Setiabudhi), R.M. Suwardi Suryaningrat dan Dr. Tjipto Mangunkusumo) dan masih banyak organisasi lainnya.




Di tahun 1928 muncul kesadaran untuk menyatukan negara, bangsa dan bahasa ke dalam satu negara, bangsa dan bahasa Indonesia, hal ini diwujudkan secara nyata dengan menggelorakan Sumpah Pemuda di tahun 1928, akhirnya 17 Agustus 1945 Soekarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Dengan adanya proklamasi cita-cita pergerakan nasional berhasil ditegakan yaitu sebuah negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat.

Dibawah kepemimpinan Soekarno, Indonesia berhasil mempertahankan kemerdekaannya dari tangan-tangan asing yang ingin masuk lagi ke negara kita dan Indonesia berhasil diakui oleh dunia luar sebagai sebuah negara baru, tetapi sayang gaya kepemimpinan Soekarno yang sebelumnya demokratis menjadi otoriter, akhirnya di tahun 1966 terjadi huru-hara pemberontakan G30S/PKI dan ditahun itupula Soekarno harus mundur dari kursi peresiden RI akibat tuntutan akan perubahan dari mahasiswa dan pemuda yang sangat besar.

Akhirnya Soeharto naik menjadi Presiden baru dan tentu saja didukung penuh oleh militer. Hal ini menandakan berakhirnya Orde Lama dan diganti dengan Orde Baru. Tetapi sayang, penguasa Orde Baru mendepak para pemuda dan mahasiswa yang telah berperan dalam pergantian kepempinan dari Soekarno ke Soeharto, bahkan sejak akhir tahun 1970-an para mahasiswa dibatasi geraknya dalam berpolitik dan dikungkung ke dalam ruang-ruang kuliah di kampus lewat NKK/BKK. Sebaliknya tentara mempunyai peran yang lebih besar dalam masyarakat akibat dua perannya di Sipil ataupun di Militer (Dwifungsi ABRI).

Ternyata gaya kepemimpinan Soeharto jauh lebih otoriter, sehingga hak-hak masyarakat banyak yang dibatasi. Keotoriteran ini bertahan sampai 32 tahun lamanya dan Akhirnya di tahun 1998 “borok” orde baru keluar semua akibat krisis moniter yang menimpa kawasan dunia termasuk Indonesia. Indonesia yang banyak hutang dan pemerintahan yang penuh KKN menyebabkan Mahasiswa dan pemuda protes dan menuntut turunnya Soeharto. Akhirnya Soeharto turun 21 Mei 1998 dan menandakan berakhirnya orde baru di ganti dengan orde reformasi. Setelah Soeharto turun berturut-turut yan menjadi presiden adalah Baharuddin Jusuf Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri dan sekarang adalah Susilo Bambang Yudhoyono.

Salah satu yang perlu diingat dalam setiap dinamika kebangsaan, peran pemuda  memang tidak pernah absen. Tetapi selama ini peran mereka hanya sebatas “menurunkan dan mengganti sopir”, kemudian mendorong mobil Indonesia hingga bisa jalan lagi, saat sopir baru perlu adaptasi mengemudi, karena sering tak pernah berpengalaman “nyopir” negara. Setelah mobil jalan, mereka ketinggalan dalam cucuran keringat, kehabisan tenaga bercampur dengan asap knalpot mobil yang sudah melesat jauh meninggalkannya.

Apa yang harus dilakukan pemuda sekarang ini? tentu saja belajar dan yang tak kalah penting adalah kepekaan dan kepedulian kita terhadap masyarakat. Janganlah kita seperti robot yang tidak mempunyai perasaan, tahunya hanya menjalankan perintah. Jadilah pemuda yang merakyat yang peduli akan kepentingan rakyat, Karena mau tidak mau pergantian pemegang tongkat estafet generasi pasti terjadi. Dan kita-kita ini, para pemuda yang akan menerima pergantian estafet itu, kalau bukan kita siapa lagi? []

*Dari berbagai sumber

0 Comments: