26.8.06

17.8.06

Semangat Kemerdekaan (61 Tahun)


Setiap tanggal 17 Agustus setiap tahunnya, pasti ramai mulai dari desa sampai kota. Berbagai kegiatan diadakan untuk memeriahkan HUT RI ini. Masyarakatpun menyambut tanggal bersejarah ini dengan sukacita, mereka membayangkan bagaimana heroiknya para pejuang dahulu sehingga mencapai Indonesia Merdeka.
Ngomong-ngomong soal kemerdakaan tidak terasa Indonesia ternyata sudah merdeka selama 61 tahun. Dipikir-pikir sudah lama juga Indonesia merdeka dan bisa dibilang negeri kita sudah tua, bayangkan saja orang yang berumur 61 tahun sudah seperti apa.. Nah ketika melihat umur setua itu, kita lihat keadaaan Indonesia kini bagaimana setelah 61 tahun merdeka?. Kalau boleh saya bilang, Indonesia belum bisa sampai pada tujuan awal pendirian Republik ini. Seperti yang tercantum dalam Padahal dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4 menyatakan tujuan dari Negara Indonesia adalah :

......Memajukan kesejahteraan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur...........


Kenyataan yang terjadi adalah yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin dan kesejahteraan yang selama ini diidam-idamkan ternyata tidak pernah kesampaian, malah yang didapat rakyat negeri ini adalah penderitaan akibat himpitan ekonomi yang semakin mencekik. Pemerintah yang seharusnya sebagai pengayom malah sepertinya sebagai pemangsa rakyat(kecil), ini dilihat dari beberapa kebijakannya yang cenderung tidak populer dimata rakyat dan cenderung mengikuti keinginan pasar yang notebone dikuasai oleh pihak asing. Contoh nyata di cabutnya subsidi BBM, kenaikan Listrik, kenaikan biaya air dan dijualnya aset-aset negara kepada asing.

Kita memang harus tidak bosan untuk selalu merefleksi, apakah benar bangsa ini sudah merdeka? memang sekarang ini kita sudah merdeka dari penjajahan bentuk fisik tetapi kita belum lepas dari penjajahan dalam bentuk tersamar baik oleh bangsa kita sendiri ataupun asing. Kita lihat saja kasus KKN yang berjibun dan menumpuk yang membuat Indonesia sebagai NO 1 di Asia tenggara dan No 3 di dunia dalam hal korupsi. Kasus illegal logging, kasus kredit macet, Kasus pengerukan sumber daya alam oleh asing dan masih banyak lagi kasus-kasus yang membuat kita semakin terlihat bodoh.

Walaupun begitu sebagai orang yang mengakui ada kekuasaan lain selain kita, tentunya kita tidak selalu pesimis, kita harus tetap optimis suatu saat ada secercah cahaya yang akan membuat kita menuju kebahagiaan. Ingat DARAH kita MERAH, seperti merahnya darah kita, semangat untuk lepas dari segala bentuk penjajahan dan pendindasan harus tetap ada sampai kapanpun.


(Teriring doa untuk orang-orang yang terkena musibah gempa bumi, tanah longsor,Lumpur panas dan untuk saudar-saudaraku kaum Muslimin Libanon. OPTIMISLAH)

1.8.06

Kembali Ke Asal

Menungso, asale gak ono saiki dadi ono mbesuk ora ono……

Salah satu bait dalam puji-pujian setelah adzan sebelum sholat berjamaah di kampungku. Dalam memang. Pesan yang ingin disampaikan oleh pencipta pujian-pujian tersebut, konon puji-pujian semacam itu diciptakan pada zaman walisongo. Hal ini dilakukan dalam rangka mendekatkan Islam kepada para penduduk jawa, yang pada waktu itu senang dengan nyanyian-nyanyian terutama gendhing. Oleh karena itu dalam upaya dakwahnya para wali menggunakan media puji-pujian yang isinya mengandung pesan, doa ataupun puji-pujian terhadap Rossulloh dan Allah SWT . Seringkali puji-pujian juga menggunakan bahasa arab ataupun bacaan alquran yang di lagu.
Contohnya yang paling terkenal sholawat nariyah…

Sholatulloh shalamulloh….’alatooha rosulluloh
Sholatulloh shalamulloh….’alayaashin habbibillah
………………………………………………….
…………………………………………………


Kembali ke bait puji-pujian diatas, yang kalau diartikan ke bahasa indonesia sebagai berikut……
”.....Manusia, semulanya tidak ada, sekarang jadi ada dan besok tidak ada………”
Dalem kan....Sesungguhnya yang Maha Kekal hanyalah sang Khalik, Pencipta Alam Raya yang maha luas, Hanya Allah yang wujud tanpa permulaan dan selain dariNYA wujud dengan permulaan.

Jadi segala sesuatu di dunia ini hanyalah fana' belaka, dan tidaklah kekal...suatu saat yang kita miliki bahkan yang paling kita cintai akan hilang atau meninggalkan kita.