14.7.09

Actually and Planning

Dua bulan di tempat baru terasa begitu cepat, entah sudah melakukan apa saja tapi sepertinya tidak melakukan apa-apa yang cukup berarti. Bagi orang-orang di kantor hidup adalah planning. Kenapa begitu? karena setiap hari kerjaanya memplanningkan berapa produksi yang akan di buat dan berapa material yang di butuhkan untuk membuat barang. Mudah kelihatannya tetapi sulit dalam praktiknya. Mudah karena tugasnya menambah, mengurangi, mengkali dan membagi. Sulitnya adalah memperkirakan berapa besar permintaan barang setiap harinya yang selalu berubah. Disinilah tantangannya menjadikan sesuatu ketidakpastian menjadi pasti. Pertanyaan selanjutnya kenapa sesuatu yang tidak pasti perlu perencanaan, Karena Kita butuh persiapan, agar segala kemungkinan yang terjadi di masa datang bisa dideteksi dengan baik, Meminimalkan resiko begitu istilah orang-orang kantor.

Rasa syukur tidak terkira, Allah memberiku pilihan-pilihan dan saya yakin pilihan ini akan menentukan hidupku selanjutnya. Itulah Allah memberi ketika waktunya. Setelah menunggu sekian lama, akhirnya di beri dua buah pilihan pekerjaan. Setelah meimbang-nimbang akhirnya ku memilih bekerja ke timur jawa, sebuah pilihan yang memang dari awal sudah ku pilih, di perusahaan pembangkitan. Dan akhirnya pula ku meninggalkan perusahaan grup astra yang selama ini membuatku penasaran karena berkali-kali tes tetapi sering gagal. Penasaran itu sedikit terobati walau aku hanya dua bulan bekerja. Semoga pilihan ini adalah tepat dan baik.

Walaupun masa depan tetaplah misteri dan merupakan rahasia Tuhan, manusia tetap diberi kesempatan untuk mengajukan harapan-harapannya melalui doa dan rencana-rencana tuk menggapai masa depan. " Ya Allah mudahkanlah jalan hidupku, Ampunilah segala kealpaan perilaku yang masih sering menyukai dunia daripada kehidupan akhiratmu"

Cikarang, 14 Juli 2009

12.7.09

Mohammad Nuh, dari Pendidik hingga jadi Menteri


Mohammad Nuh Lahir di Gununganyar Surabaya 17 Juni 1959 dari keluarga petani sederhana. M Nuh tumbuh dalam lingkungan yang religius. Tahun 1983 Nuh berhasil menyelesaikan studinya di Jurusan Teknik Elektro ITS dan lulus mendapatkan gelar sarjana Insinyur. Mohammad Nuh mengawali karirnya sebagai dosen Teknik Elektro ITS pada tahun 1984. Ia kemudian mendapat beasiswa menempuh magister di Universite Science et Technique du Languedoc (USTL) Montpellier, Perancis. Mohammad Nuh juga melanjutkan studi S3 di universitas yang sama.
Mohammad Nuh mempunyai seorang istri bernama drg. Laily Rahmawati yang kesehariannya menjabat sebagai Kepala Unit Rawat Jalan RS Islam Surabaya. Nuh menikah dengan drg. Layly Rahmawati, dan ia dikaruniai seorang puteri bernama Rachma Rizqina Mardhotillah (Rizqi), yang lahir di Perancis. Saat ini Rizqi masih aktif kuliah di jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Industri ITS.
“Arek Suroboyo” kelahiran 17 Juni 1959 itu mengaku sempat ditawari tiga hingga empat jabatan setelah tidak menjabat rektor, namun yang ditawarkan itu tidak ada yang cocok dengan semangat kecintaan dan idealismenya. Itulah sebabnya dia memilih kembali menjadi dosen pada pascasarjana ITS mata kuliah “Digital Control System” dengan spesialisasi Sistem Rekayasa Biomedika.
“Tapi, cinta terhadap pekerjaan saja tanpa ada idealisme juga tidak akan sukses, apalagi kalau yang dicari hanya uang dan uang,” kata doktor lulusan Universite Science et Technique du Languedoc, Monpellier, Prancis, yang jabatan rektornya digantikan Prof Priyo Suprobo PhD itu.
Mohammad Nuh adalah anak ketiga dari 10 bersaudara. Ayahnya H. Muchammad Nabhani, adalah pendiri Pondok Pesantren Gununganyar Surabaya.
Pada tahun 1997, Mohammad Nuh diangkat menjadi direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS. Berkat lobi dan kepemimpinannya, PENS menjadi rekanan terpercaya Japan Industrial Cooperation Agency (JICA) sejak tahun 1990.
Pada tanggal 15 Februari 2003, Mohammad Nuh dikukuhkan sebagai rektor ITS. Pada tahun yang sama, Nuh dikukuhkan sebagai guru besar (profesor) bidang ilmu Digital Control System dengan spesialisasi Sistem Rekayasa Biomedika. Ia adalah rektor termuda dalam sejarah ITS, yakni berusia 42 tahun saat menjabat. Semasa menjabat sebagai rektor, ia menulis buku berjudul Startegi dan Arah Kebijakan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (disingkat Indonesia-SAKTI).
Mohammad Nuh juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jawa Timur, Sekretaris Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya, Anggota Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya, serta Ketua Yayasan Pendidikan Al Islah Surabaya pada masa jabatannya sebagai rektor ITS.

Pada tahun 2003 ia memperoleh penghargaan JICA Special Awards atas keseriusannya menangani bantuan proyek-proyek dari JICA di ITS. Penghargaan itu merupakan penghargaan pertama yang diberikan kepada orang Indonesia.
Di tahun 2006, Pak Nuh meraih Award of Highest Honor dari Soka University, Jepang, atas kontribusi dan keterlibatannya dalam mempromosikan pendidikan tinggi, kebudayaan, kemanusiaan dan perdamaian.
Pak Nuh sangat memiliki dedikasi yang tinggi di dunia IPTEK, menurut dia, Iptek sangat penting. Dalam bukunya “Membangun ITS: Meletakkan Dasar, Menuai Hikmah”, Pak Nuh mengungkapkan bahwa Iptek memiliki peran sangat besar dalam menentukan keberhasilan perjalanan dari peradaban (budaya) suatu bangsa dan saintek itu sendiri merup;akan anak dari suatu budaya. (2007:199)
Sosok Mohammad Nuh yang merupakan seorang “Guru” patut diteladani. Dari seorang pengajar hingga menjadi seorang Menteri yang duduk di meja kabinet.

http://www.edubenchmark.com/mohammad-nuh.html

( Setelah membaca bukunya tentang islam dan teknologi, setelah melihat bagaimana lihainya dia berbicara tentang teknologi dan di tambah dengan fasihnya dia berkhotbah dalam khotbah Idul Fitri tahun lalu, dalam hati berbicara aku ingin seperti dia, tentu dengan bungkus yang berbeda karena aku bukanlah pendidik :) Semangat)

4.7.09

Kepada hati itu

Kerasnya hatimu Aku tak mampu
Aku tak mau Meminta
Betapa diriku Terus mencoba
Tapi merasa Ku tak berdaya
Sepanjang waktumu Tak kau biarkan
Tak kau lepaskan Keinginanmu
Mencoba bertahan Dari hatiku
Keinginanku Memilikinya
Kepada hati itu Aku terlena
Dimana kau berada Aku terbawa
Kepada hati itu Kuterus mencoba
Dimana kau berada Engkau milik-Nya
Harumnya nafasmu Sangat sejuk
Sangat pantas Dijiwamu
Begitu terasa Lapar dahaga
Kasih dan cinta Yang engkau punya

by : Letto

3.7.09