3.9.06

Jalan Sunyi

khirnya kutempuh jalan yang sunyi
Mendengarkan lagu bisu sendiri di lubuk hati
Puisi yang kusembunyikan dari kata - kata
Cinta yang tak kan kutemukan bentuknya

Apabila kau dengar tangis di saat lengang
Kalau bulan senyap dan langit meremang
Sesekali temuilah detak - detik pelaminan ruh sepi hidupku
Agar terjadi saat saling mengusap peluh dendam rindu

Kuanyam dari dan malam dalam nyanyian
Kerajut waktu dengan darah berlarut - larut
Tak habis menimpukku batu demi batu kepalsuan
Demi mengongkosi penantian ke Larut

[Emha Ainun Nadjib]

26.8.06

17.8.06

Semangat Kemerdekaan (61 Tahun)


Setiap tanggal 17 Agustus setiap tahunnya, pasti ramai mulai dari desa sampai kota. Berbagai kegiatan diadakan untuk memeriahkan HUT RI ini. Masyarakatpun menyambut tanggal bersejarah ini dengan sukacita, mereka membayangkan bagaimana heroiknya para pejuang dahulu sehingga mencapai Indonesia Merdeka.
Ngomong-ngomong soal kemerdakaan tidak terasa Indonesia ternyata sudah merdeka selama 61 tahun. Dipikir-pikir sudah lama juga Indonesia merdeka dan bisa dibilang negeri kita sudah tua, bayangkan saja orang yang berumur 61 tahun sudah seperti apa.. Nah ketika melihat umur setua itu, kita lihat keadaaan Indonesia kini bagaimana setelah 61 tahun merdeka?. Kalau boleh saya bilang, Indonesia belum bisa sampai pada tujuan awal pendirian Republik ini. Seperti yang tercantum dalam Padahal dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4 menyatakan tujuan dari Negara Indonesia adalah :

......Memajukan kesejahteraan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur...........


Kenyataan yang terjadi adalah yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin dan kesejahteraan yang selama ini diidam-idamkan ternyata tidak pernah kesampaian, malah yang didapat rakyat negeri ini adalah penderitaan akibat himpitan ekonomi yang semakin mencekik. Pemerintah yang seharusnya sebagai pengayom malah sepertinya sebagai pemangsa rakyat(kecil), ini dilihat dari beberapa kebijakannya yang cenderung tidak populer dimata rakyat dan cenderung mengikuti keinginan pasar yang notebone dikuasai oleh pihak asing. Contoh nyata di cabutnya subsidi BBM, kenaikan Listrik, kenaikan biaya air dan dijualnya aset-aset negara kepada asing.

Kita memang harus tidak bosan untuk selalu merefleksi, apakah benar bangsa ini sudah merdeka? memang sekarang ini kita sudah merdeka dari penjajahan bentuk fisik tetapi kita belum lepas dari penjajahan dalam bentuk tersamar baik oleh bangsa kita sendiri ataupun asing. Kita lihat saja kasus KKN yang berjibun dan menumpuk yang membuat Indonesia sebagai NO 1 di Asia tenggara dan No 3 di dunia dalam hal korupsi. Kasus illegal logging, kasus kredit macet, Kasus pengerukan sumber daya alam oleh asing dan masih banyak lagi kasus-kasus yang membuat kita semakin terlihat bodoh.

Walaupun begitu sebagai orang yang mengakui ada kekuasaan lain selain kita, tentunya kita tidak selalu pesimis, kita harus tetap optimis suatu saat ada secercah cahaya yang akan membuat kita menuju kebahagiaan. Ingat DARAH kita MERAH, seperti merahnya darah kita, semangat untuk lepas dari segala bentuk penjajahan dan pendindasan harus tetap ada sampai kapanpun.


(Teriring doa untuk orang-orang yang terkena musibah gempa bumi, tanah longsor,Lumpur panas dan untuk saudar-saudaraku kaum Muslimin Libanon. OPTIMISLAH)

1.8.06

Kembali Ke Asal

Menungso, asale gak ono saiki dadi ono mbesuk ora ono……

Salah satu bait dalam puji-pujian setelah adzan sebelum sholat berjamaah di kampungku. Dalam memang. Pesan yang ingin disampaikan oleh pencipta pujian-pujian tersebut, konon puji-pujian semacam itu diciptakan pada zaman walisongo. Hal ini dilakukan dalam rangka mendekatkan Islam kepada para penduduk jawa, yang pada waktu itu senang dengan nyanyian-nyanyian terutama gendhing. Oleh karena itu dalam upaya dakwahnya para wali menggunakan media puji-pujian yang isinya mengandung pesan, doa ataupun puji-pujian terhadap Rossulloh dan Allah SWT . Seringkali puji-pujian juga menggunakan bahasa arab ataupun bacaan alquran yang di lagu.
Contohnya yang paling terkenal sholawat nariyah…

Sholatulloh shalamulloh….’alatooha rosulluloh
Sholatulloh shalamulloh….’alayaashin habbibillah
………………………………………………….
…………………………………………………


Kembali ke bait puji-pujian diatas, yang kalau diartikan ke bahasa indonesia sebagai berikut……
”.....Manusia, semulanya tidak ada, sekarang jadi ada dan besok tidak ada………”
Dalem kan....Sesungguhnya yang Maha Kekal hanyalah sang Khalik, Pencipta Alam Raya yang maha luas, Hanya Allah yang wujud tanpa permulaan dan selain dariNYA wujud dengan permulaan.

Jadi segala sesuatu di dunia ini hanyalah fana' belaka, dan tidaklah kekal...suatu saat yang kita miliki bahkan yang paling kita cintai akan hilang atau meninggalkan kita.

26.7.06

Mengambil Hikmah di Negeri Bencana

Bencana yang melanda negeri tercinta sepertinya tidak henti-hentinya, menyebarkan cerita pilu bagi yang terkena. Belum habis bencana gempa Jogja(27/5/2006), kemarin(17/7/2006)terjadi gempa dan tsunami di sekitar Pantai selatan. Setelah itu gempa susulan yang relatif lebih kecil terjadi hampir di seluruh wilayah,mulai dari Jakarta, Bali, Sulawesi, Nias.

Apa yang bisa kita lakukan, ketika materi tidak punya untuk menolong mereka? Doa, ya itulah yang bisa kita lakukan, agar yang terkena musibah bisa lebih bersabar, bertawakal dan yakin bahwa adanya bencana pasti akan adanya hikmah didalamnya. "Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (Q.S At Taghaabun : 11).

5.7.06

Kembali menjadi biasa


Hari-hariku selama satu tahun ini, memang sangat kacau...makan tidak teratur, Pakaian sering tidak dicuci sampai berbulan-bulan, Ke kampus kadang-kadang belum mandi,pokoknya tidak teratur banget............

Setelah tugas dan amanah yang telah diemban selesai sekarang saatnya berubah, mulai mengatur ritme harian yang lebih teratur, rajin kuliah biar cepat lulus, n cepat cari jodoh juga.......

Gapailah Langit setinggi-tingginya,sebuah semangat untuk mencapai cita-cita yang selama ini diimpi-impikan....

"Tunggulah dunia aq akan menaklukanmu" (Bangun tidur nglindur...kali)

15.6.06

Lagi males Nulis

menulis memang mudah, menulis agar dimengerti orang lain adalah sulit.

Mood, yah menulis memang butuh mood dan sekarang ini kondisiku lagi tidak ada mood untuk menulis, di blog ini sekalipun. Pokoknya males...males....dan males.....

21.5.06

Saatnya bangkit

Bangkitlah....
lawan....
katakan putih adalah putih
katakan hitam adalah hitam
Kebenaran selamanya adalah kebenaran
(tentunya Untuk diriku sendiri)

16.5.06

Meneladani Ahmadinejed

Cerita Rosiana Silalahi, Reporter dari SCTV dalam Kompas(14/5) memang menjadi bukti kalau Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejed seorang Presiden yang sangat luwes dan tentunya sederhana(seperti yang dikatakan sejumlah Media).
Selama 3 hari berturut-turut Kompas(11-14), mengupas tentang Mahmoud Ahmadinejed yang sedang di Indonesia menghadiri pertemuan D-8 di Bali. Di media itu diceritakan tentang kesederhanaan dan pengetahuan yang luas yang dimiliki oleh Presiden Iran, Bahkan Kusmayanto Kadiman,Minristek yang mendampingi Ahmadinejed-pun memuji-mujinya. Kesederhanaan beliau tidak hanya dari segi fisik berupa pakaiannya tanpa dasi, Sepatu, kaos kaki,celana panjang, baju putih dan jas tanpa embel-embe merk terkenal tetapi juga keluwesannya terhadap semua orang. Sebagai mantan Dosen ITB,Kusmayanto Kadiman juga mengatakan bahwa ahmadinejed adalah seorang dosen favorit, yang berbicara tanpa banyak basa-basi membuang waktu dengan kalimat pembuka dan mempunyai rasa humor tinggi.
Ahmadinejed juga diceritakan adalah aktivis mahasiswa yang pada masa mudanya ikut memperjuangkan hak dan moral kaum yang lemah ketika rezim syah reza pahlevi berkuasa yang tidak bisa didikte oleh siapapun, dan sikap ini masih bertahan sampai sekarang ketika beliau menjadi Presiden Iran yang tidak mau didikte oleh barat.
Ditengah krisis ketokohan di tanah air, tidak apa-apalah kalau kita bisa meneladani sifat dan sikap beliau ini.

11.5.06

27.4.06

Pendidikan Peradaban dan Generasi Beradab

Harus kita akui masih banyak generasi muda saat ini yang mudah emosi dan lebih mengutamakan otot daripada akal pikiran. Kita lihat saja, tawuran bukan lagi milik pelajar SMP dan SMA tapi sudah merambah dunia kampus mungkin yang terbaru adalah di Universitas Pattimura. Atau kita jarang melihat demonstrasi yang santun dan tidak menggangu orang lain baik kata-kata yang diucapkan dan prilaku yang ditampilkan. Kita juga kadang-kadang jadi ragu apakah demonstrasi yang dilakukan mahasiswa murni untuk kepentingan rakyat atau pesanan sang pejabat.

Kalau Beruntung

"Skripsi kapan yu?" pertanyaan yang sering diucapkan teman-temanku, ketika ditemu di jalan, dikampus atau dikos. Jawabku "yah secepatnya, Kalau beruntung habis PKN terus skripsi". Jawaban yang cukup aneh, karena disitu ada jawaban kalau beruntung, sepertinya tidak yakin akan kemampuan sendiri. Kalau menurutku tidak begitu, keberuntungan akan ada kalau ada kesempatan dan persiapan. Artinya tidak ada keberuntungan kalau kita tidak mempersiapkan dan tidak mencari kesempatan. Nah ini yang sedang dilakukan, mempersiapkan segala yang dibutuhkan setelah lulus dan mencari kesempatan untuk "secepatnya" lulus.

Jadi ketika kita "ngomong" kalau beruntung jangan diartikan secara tiba-tiba dapat sesuatu kalau orang jawa bilang "ujug-ujug" tetapi artikanlah bahwa keberuntungan itu juga ada prosesnya.

27.3.06

Profesionalitas dalam Organisasi Kemahasiswaan

Profesional dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berkaitan dengan dengam bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan atau keahlian/keterampilan tertentu atau kalau menurut saya bekerja sesuai dengan tanggung jawab yang diembannya. Jadi kalau jadi ketua ya bekerja sesuai dengan kewajibannya sebagai ketua, menjadi ketua bidang ya bekerja dengan bidang yang diembannya, menjadi ketua pelaksana kegiatan misalnya ya bekerja sesuai dengan tanggungjawabnya. Mungkin kalau di dunia kerja lain lagi pengertiannya, yang paling umum adalah hal yang berkaitan dengan pembayaran.

23.3.06

Sungguhpun Ku Tak Sanggup

semua takdirku ada padaMU
hari ini hatiku seperti terkapar
apakah ini punyak organsme ketidakperdayaanku
sulit sekali kujawab sebuah keinginan yang menderu
sulit juga melangkah untuk menemukan jawaban

STOP
Sudah Cukup
Berhentilah untuk mengaduh
Saatnya bangkit.....lawan semua kedurjanaan hati
Saatnya menunjukan siapakah aku, kamu dan kita....

Aku rindu pelukan hangatmu
Celotehan-celotehan renyahmu
yang membuat hatiku seperti melayang
Aku rindu....

Busyet
Jangan mengaduh, jangan membuat kamu menjadi tertawaan
Saatnya kamu kembali tegak untuk melangkah
Dunia akan terus berputar

Indahku akan duniamu
membuat aq bertekuk lutut untuk mengharapkan
sesuap senyummu

Layaknya napi yang dipenjara
Meraka akan melihat realitas
Bukan hanya melihat kesemuan

Api yang kulihat pada tatapanmu
Air yang membuat ku segar

Langit biru
tertawalah
tersenyumlah

Terimakasih kau sudah tersenyum
aku akan selalu menunggumu untuk selalu tersenyum

Singgahan Hati

Melati itu masih kecil ketika aku lihat lima tahun yang lalu
sekarang engkau sudah tumbuh menjadi bunga yang sungguh menawan hati bagi semua orang yang melihat
Melati itu dulu kecil tapi sekarang sungguh mempesona

19.3.06

Saat ikut Kemah Kerja Mahasiswa

Kemah Kerja Mahasiswa ke-28 yang tahun ini dilaksanakan di dusun pohbener kecamatan wagir menjadi KKM keempat yang saya ikuti. KKM pertama adalah ketika saya maba, kedua ketika saya semester 4 dan ketiga saya semester 6 dan yang sekarang ketika semester 8. Entah kenapa dalam KKM ini tampak berbeda dengan sebelumnya tidak hanya masalah tempat yang memang dekat dengan kota dibandingkan sebelumnya atau karena posisi saya sebagai perwakilan dari lembaga di teknik yang berbeda dengan KKM sebelumnya, entahlah...

Secara garis besar memang tidak jauh berbeda dengan KKM sebelumnya dan saya juga males menulis disini karena jujur saya tidak terlalu sepakat dengan konsep dari KKM yang saya anggap sudah banyak terjadi ketidakadilan dan penyimpangan.

kesanku setelah satu malem dilokasi dusun tempat KKM adalah sangat membosankan. kenapa? saya sebagai salah satu perwakilan lembaga sepertinya tidak banyak berperan dan banyak nganggurnya, fungsinya sepertinya juga ga jelas cuma memberi masukan terhadap panitia atau menghadiri ketika ada evaluasi terhadap maba. Kirain peran lembaga seperti komdis(Komisi disiplin) yang selalu mengawasi kegiatan KKM mulai dari proyek, acara ataupun pengmas jadi anggota dari tim lembaga diberi tugas misalnya si A mengawasi di lokasi proyek, si B mengawasi di lokasi pengmas nantinya dari pengawasan ini dilaporkan ketika ada evaluasi panitia. Maksudnya sih biar panitia maupun maba melakukan KKM secara bertanggungjawab...(ha...ha.....terlalu mengada-ada ya....)

Menurutku kalau sekarang sih enak jadi lembaga, banyak nganggur tapi orang seperti saya (narsis rek) ga uenak puol, ngantuk tapi ga bisa tidur bawaannya lemes doang.

eh ada satu yang saya anggap perubahan yaitu ketika evaluasi terhadap maba, setelah 4 kali mengikuti KKM baru kali ini ada evaluasi seperti sharing antara panitia dan maba, menurutku itu bagus banget tapi sayang dari pihak panitia seperti tergesa-gesa dan tanpa persiapan sehingga yang terjadi adalah Panitia digurui maba atau Panitia diintrogasi maba atau dengan bahasa lain panitia ditekan maba dalam kalimat sadis panitia menjadi bulan-bulanan maba. Ketika aku melihatnya pingin tertawa juga,...dalam hati kok maba semakin kritis aja.

Paginya setelah minum kopi susu 3 cangkir ditambah sarapan pagi tahu telor aku pamit pulang ma anak-anak senior, ngurus KRS.

Saat ikut Kemah Kerja Mahasiswa 2

Nih dia beberapa foto Kemah Kerja Mahasiswa (KKM)yang dilaksanakan di Dusun Pohbener Desa Gondowangi Kecamatan Wagir kabupaten Malang. Kamera yang rusak membuat kami sulit mengabadikan moment yang bagus.










Dekan FT-UB Ir Imam Zaky,MT ketika habis upacara pembukaan


Kalau ini Foto PD Bidang kemahasiswaan, Ir. Unggul Wijaya,Msc sedang nengok tenda Panitia putri.



Ini Maba sedang rutinitas Pagi....

3.3.06

Ga tahu....

Entah kenapa tulisanq kok garing n datar banget. pinginnya sih tulisan yang kubuat bisa meledak-ledak dan berisi tapi mungkin karena ga punya bakat kali*putus asa nih
Dah lupakan tentang menulis yang terpenting bisa meluapkan emosi dalam bentuk tulisan kayaknya sudah cukup.

Saya cuma mencoba memahami dirisendiri, kelebihan dan kekuranganq. apa yan sudah aq perbuat selama ini, kesalahan yang aq perbuat pokoknya mencoba merenung. Ada satu hal yang mencoba membuat aq berpikir cukup jauh, Apakah aq pantas jadi pemimpin?(#sekarang ceritanya sedang jadi ketua) Berhasilkah selama ini memimpin? hah...Menjadi pemimpin memang berat, mempunyai beban moral yang tinggi jadi kalau gak siap bisa-bisa jadi gila. Kadang-kadang aq merasa kerja sendiri, kadang-kadang aq merasa gagal, kadang-kadang aq merasa melakukan yang tiada guna, kadang-kadang aq merasa lelah. Hanya semangatlah yang bisa memberi kekuatan buat bertahan, hanya kepercayaanlah membuat kusemangat, hanya bantuan teman-teman yang jenius2 yang membuat aq percaya bahwa aq bisa.

Aq memang bukan orang yang idealis keras kepala, aq termasuk orang yang oppurtunis yang mampu hidup dimanapun.Aq hanya orang biasa yang dikelilingi oleh orang hebat2, aq hanya seorang introvet yang sering menjadi pendiam ketika ada masalah. Namun begitu aq merasa dilahirkan sebagai seoarang yang menjadi oposisi atau orang yang terpinggirkan dalam sistem, aq cukup bangga dengan ini.


((Apa tujuan hidup sebenarnya selain mencari kebahagiaan
Hai Alam dimana kebahagiaan itu?

24.2.06

Gadis itu......

Ada seorang gadis dia selalu mengurung diri dalam kamarnya yang megah penuh dengan perlengkapan yang cukup mewah. Dia merasa sungguh beruntung dalam sebuah kamar di mana seluruh perlengkapan dan kebutuhannya terpenuhi. Suatu saat gadis itu keluar kamarnya, melihat kedalam rumah, dia sangat terkejut ternyata di dalam rumah itu banyak hal yang berbeda yang tidak pernah dilihatnya. Terus dia keluar rumah untuk mengetahui ada apa di luar sana, sampai diluar dia lebih terkejut lagi ternyata alam ini luas lagi, banyak hal yang dia belum ketahui tentang alam. Dia berpikir ternyata pandangan kita sangat terbatas padahal diluar sana banyak hal yang banyak belum diketahui. Bagaimana dengan kita?

4.2.06

Untuk Seorang Kawan

hari itu ketika selesai melihat nilai ujian di kaca ruang kuliah aku menyempatkan diri ke papan pengumuman tempat biasa pengumuman ditempel. "TELAH MENINGGAL DUNIA GUNTUR ADI PUTRA (MESIN 02) TANGGAL 30 JANUARI 2006 DI BANDUNG......" begitu sekilas bunyi salah satu tempelan kertas di papan. Deg...Seperti tidak percaya....ternyata temenku meninggalkan dunia ini begitu cepat. Pikiranku menerawang jauh pada sosok guntur yang pendiam itu.
Ketika itu OSPEK untuk Mahasiswa baru diperkenalkan pada kami. Kami dibuat kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 9 orang yaitu bahrul, hadi, alek, masykur, feri, guntur, budi, aku dan satu lagi temenku tetapi lupa namanya karena sekarang tidak kuliah lagi di Mesin UB. Guntur merupakan sosok pendiam, alim dan suka menolong. Dia suka sekali membantu temannya yang kesulitan dalam mata kuliah, contohnya aku ketika ada tugas Dinamika, aku kekostnya (yang kebetulan di ASRAMA KOPMA UB) dan minta bantuannya dan akhirnya tugasku selesai juga.
Setelah itu aku masih sering ketemu di tempat kuliah sampai akhirnya semester kemarin (semester tujuh) dia tidak bisa mengikuti kuliah karena di rawat di Rumah Sakit di kampungnya sono katanya akibat paru-paru basah. Dan sekarang aku mendengar dia telah kembali kesisiNYA. Ya ALLAH terimalah dia disisiMU yang paling dekat dan dia masuk dalam golongan orang yang diberi rahmat olehMU. SELAMAT JALAN KAWAN...........semoga ALLAH SWT membalas semua kebaikanmu.


(untuk Kawanku Guntur Adi Putra )

3.2.06

JANGAN KRITIK KAMI(Senior)

Di ulangi lagi...diulangi lagi........kenapa tidak diomongin dengan kita.......itu salah satu ungkapan yang dilontarkan oleh seorang mahasiswa yang cukup berpengaruh di teknik terhadap saya. Dia mempertanyakan tulisan dan kritikan yang ada dalam majalah SOLID tentang pembinaan, yang dianggap oleh dia dapat mengganggu proses pembinaan yang ada di Fakultas Teknik. Saya cuma menjawab bahwa ini merupakan bentuk usaha yang bisa kami lakukan untuk teknik, kami mencoba memandang dari segi Mahasiswa Baru yang kami anggap sebagai "yang tertindas" dalam hal ini. kami mencoba mengetuk dari pintu hati para senior-dianggap senior-panitia bahwa maba bukan seorang yang "bodoh" yang mau begitu saja menuruti perintah panitia. Kami anggap "maba juga manusia" yang mempunyai hati nurani sama dengan panitia. Sehingga seniorpun harus memberi tauladan bukan hanya perintah-perintah dan perintah.

Dalam majalah Solid ada dua bagian yang mencoba mengajak berpikir tentang esensi dari pembinaan. Bagian pertama dihalaman dua yang berisi ilustrasi tentang perbandingan senior dan maba, dimana maba diharuskan menuruti dan melakukan semua tugas-tugasnya yang berat, hal ini kontras dengan senior yang hanya berleha-leha, bersantai ria. Ilustrasi ini diberi judul PEMBINAAN "KURANG ATURAN" disertai dengan beberapa tulisan dibawahnya yang menjelaskan maksud dari ilustrasi dan judul. Sedangkan tulisan yang kedua berjudul SURAT KEPADA KAKAK-KAKAK SENIOR yang ditulis oleh Irfan Al Akbar. Tulisan ini sepertinya menjadi sangat fenomenal dikarenakan selain dekat dengan Kemah Kerja Mahasiswa ke-28 juga karena mungkin tulisan pertama yang menyinggung tentang proses pembinaan di Teknik. Tulisan ini berbentuk seperti surat pembaca, jadi kalau tidak jeli bisa salah mengerti, dianggap yang menulis adalah Mahasiswa Baru 2005.

Dari sini saya menjadi sadar bahwa fungsi menjadi kontrol sosial seperti pada MISI LPM SOLID memang sangat berat tetapi saya juga sadar ini harus tetap dilakukan sampai kapanpun.

Kemah Kerja Mahasiswa

Kemah Kerja Mahasiswa ke-28 yang tahun ini dilaksanakan di dusun pohbener kecamatan wagir menjadi KKM keempat yang saya ikuti. KKM pertama adalah ketika saya maba, kedua ketika saya semester 4 dan ketiga saya semester 6 dan yang sekarang ketika semester 8. Entah kenapa dalam KKM ini tampak berbeda dengan sebelumnya tidak hanya masalah tempat yang memang dekat dengan kota dibandingkan sebelumnya atau karena posisi saya sebagai perwakilan dari lembaga di teknik yang berbeda dengan KKM sebelumnya, entahlah...

Secara garis besar memang tidak jauh berbeda dengan KKM sebelumnya dan saya juga males menulis disini karena jujur saya tidak terlalu sepakat dengan konsep dari KKM yang saya anggap sudah banyak terjadi ketidakadilan dan penyimpangan.

kesanku setelah satu malem dilokasi dusun tempat KKM adalah sangat membosankan. kenapa? saya sebagai salah satu perwakilan lembaga sepertinya tidak banyak berperan dan banyak nganggurnya, fungsinya sepertinya juga ga jelas cuma memberi masukan terhadap panitia atau menghadiri ketika ada evaluasi terhadap maba. Kirain peran lembaga seperti komdis(Komisi disiplin) yang selalu mengawasi kegiatan KKM mulai dari proyek, acara ataupun pengmas jadi anggota dari tim lembaga diberi tugas misalnya si A mengawasi di lokasi proyek, si B mengawasi di lokasi pengmas nantinya dari pengawasan ini dilaporkan ketika ada evaluasi panitia. Maksudnya sih biar panitia maupun maba melakukan KKM secara bertanggungjawab...(ha...ha.....terlalu mengada-ada ya....)

Menurutku kalau sekarang sih enak jadi lembaga, banyak nganggur tapi orang seperti saya (narsis rek) ga uenak puol, ngantuk tapi ga bisa tidur bawaannya lemes doang.

eh ada satu yang saya anggap perubahan yaitu ketika evaluasi terhadap maba, setelah 4 kali mengikuti KKM baru kali ini ada evaluasi seperti sharing antara panitia dan maba, menurutku itu bagus banget tapi sayang dari pihak panitia seperti tergesa-gesa dan tanpa persiapan sehingga yang terjadi adalah Panitia digurui maba atau Panitia diintrogasi maba atau dengan bahasa lain panitia ditekan maba dalam kalimat sadis panitia menjadi bulan-bulanan maba. Ketika aku melihatnya pingin tertawa juga,...dalam hati kok maba semakin kritis aja.

Paginya setelah minum kopi susu 3 cangkir ditambah sarapan pagi tahu telor aku pamit pulang ma anak-anak senior, ngurus KRS.

2.2.06

Awal Untuk Maju

Setelah lebih dari satu minggu terkena penyakit sindrome kemalasan akut yang mengakibatkan tidak banyak melakukan aktivitas seperti biasanya maka mulai hari ini ku mulai bangkit untuk melawan penyakit "berbahaya" ini. Kenapa berbahaya menurutku orang yang terkena sindrome ini akan merasa sangat malas melakukan sesuatu, bahkan sesuatu yang sangat dia senangi.

Dikalangan mahasiswa sindrome ini sering melanda para mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir. Hal ini menyebabkan kemoloran masa studi, bisa-bisa kuliah bisa di tempuh selama 5 tahun jadi 10 tahun. Kan bisa dibayangkan betapa berbahayanya sindrome ini. Karena itu aku berusaha menghilangkan sindrome ini mulai dengan menulis ini.

"Niat" itu mungkin kunci untuk menghilangkan sindrome ini karena sesuatu tanpa ada niat adalah sia-sia. Aku niatkan untuk berubah tentu (inginnya) menjadi lebih baik.

25.1.06

Hak Angket DPR

seperti yang diduga usulan DPR untuk mempertanyakan dan menyelidiki kebijakan pemerintah soal impor beras melalui penggunaan hak angket dan interpelasi akhirnya kandas Dalam rapat paripurna, selasa(24/1), kedua usulan itu tidak mendapat dukungan suara mayoritas. Inilah permainan politik yang ada di DPR kita di mana DPR yang seharusnya memikirkan rakyat ternyata haya mementingkan kepentingan "pengusaha" dan "penguasa". Seperti yang terlihat sekarang, ketika sebelumnya pendukung mayoritas di DPR adalah pendukung hak angket dan interpelasi eh setelah dilakukan sidang paripurna ternyata sebaliknya yang berdiri ketika dilakukan voting kalah dengan yang duduk. Yang berdiri adalah para pengusul hak angket sedangkan yang duduk adalah penolak hak angket.

Siapa bilang DPR tidak "busuk", saya bilang DPR "busuk" tidak hanya yang menolak hak angket (yang emang busuk) yang mengusulkanpun kemungkinan juga busuk. Kenapa? menjadi rahasia umum dimana DPR selalu ada permainan kepentingan, mungkin saja yang mendukung hak angket kepentingannya tidak tersalurkan sehingga mendukung begitu juga yang menolak yang jelas-jelas seenaknya sendiri, wong jelas-jelas IMPOR beras membuat Petani semakin miskin malah menolak. Kita harus berpikir biarlah "sengsara tetapi sementara" walaupun dengan impor beras harga beras menjadi lebih mahal tetapi sebentar lagi kan "panen raya" kenapa harus impor? nati juga tercukupi dengan produksi sendiri. Dengan impor beras jelas menguntungkan vietnam(pengekspor) dan pejabat (ijin) dan penyalur(pengusaha), dimana letak rakyat kecil (petani).

Kenapa walau di ganti sudah 5 kali tetap saja tidak ada presiden yang memahami kepentingan rakyat.

24.1.06

Hari Ini Terakhir

Hari ini menjadi hari yang menentukan, dimana senin(23/1) kemarin tertunda maka hari ini selasa (24/1) majalah SOLID akan dicetak di Surabaya. Masa percetakan sendiri memakan waktu 15-10 hari jadi diharapkan saat daftar ulang senin(6/2) seluruh Majalah bisa selesai di cetak.

Untuk menyelesaikan majalah ini cukup lama, sekitar 3 bulan walaupun begitu penyelesaiannya selalu telat, karena mahasiswa kali he...he.....tidak suka di beri jadwal.....namun begitu seneng juga karena berhasil nyetak, yah walaupun harus banyak berkorban (he....he...) mulai hunting sampai sedikit nulis sampai-sampai ketiduran dibawah komputer.

Terimakasih kawan-kawan semua yang tela membantu penerbitan majalah, semoga amal kalian akan di catat oleh malaikat Ridwan.

Saat menjadi wartawan kampus

Hari ini menjadi hari yang menentukan, dimana senin(23/1) kemarin tertunda maka hari ini selasa (24/1) majalah SOLID akan dicetak di Surabaya. Masa percetakan sendiri memakan waktu 15-10 hari jadi diharapkan saat daftar ulang senin(6/2) seluruh Majalah bisa selesai di cetak.

Untuk menyelesaikan majalah ini cukup lama, sekitar 3 bulan walaupun begitu penyelesaiannya selalu telat, karena mahasiswa kali he...he.....tidak suka di beri jadwal.....namun begitu seneng juga karena berhasil nyetak, yah walaupun harus banyak berkorban (he....he...) mulai hunting sampai sedikit nulis sampai-sampai ketiduran dibawah komputer.

Terimakasih kawan-kawan semua yang tela membantu penerbitan majalah, semoga amal kalian akan di catat oleh malaikat Ridwan.

19.1.06

Cerita ketika menjadi reporter Pers Mahasiswa

Setelah dipikir-pikir Pers Mahasiswa atau media kampus sebenarnya sama saja dengan media profesional semacam kompas, Jawapos, Republika, Tempo, ataupun Detik.com. Di media umum ada Pemimpin umum, Pemimpin redaksi, Dewan redaksi, Redaksi Pelaksana, reporter di media kampus juga sama. Di media umum pasti mengenal rapat redaksi, Deadline, ataupun hunting ya sama juga kami mengenal itu. Yang membedakan sebenarnya adalah di bayar dengan tidak dibayar (mungkin terlalu naif ya), kami di media kampus tidak dibayar bisa diibaratkan seperti pekerja sosial. Lembaga Pers Mahasiswa dianggap sebagai tempat pembelajaran dan (mungkin) diklat gratis bagi para pengelolanya. Ini berbeda dengan media profesional yang lebih profit oriented sehingga seoarang yang menjadi wartawan ataupun pekerja di media tersebut diharuskan seprofesional mungkin.

Terus apa yang kami dapat ketika menjadi pengelola media kampus? yang jelas adalah pengalaman dan kepuasan. Pengalaman karena kita bisa memahami atau sedikit belajar mengenai jurnalistik. Kepuasan ketika berhasil menerbitkan sebuah media dan bisa diterima oleh khalayak umum. Ini yang mungkin berbeda dengan media umum dimana penerbitan sudah pasti dan tidak "khawatir dengan biaya" karena iklan selalu mengantri untuk ditampilkan. Kalau kami, bisa menerbitkan sebuah media sudah sangat beruntung sekali karena dananya sangat cekak.

Sebagai salah satu pengelola media kampus, saya juga mengalami hal seperti itu, menerbitkan majalah eh boro-boro untung yang ada malah rugi dan akhirnya kas lembaga amblas untuk menutupi kekurangannya. Selain itu sebagai pengelola media kampus juga harus siap mental, apalagi 1 minggu sebelum media terbit (Majalah kami terbit setiap semester). Kenapa pasti ada perasaan takut dan membayangkan hal-hal yang buruk seperti takut medaianya tidak bisa terbit. tahu sajalah kami kan pekerja sosial sehingga orang-orangnyapun tidak bisa seprofesional seperti media umum. Dideadline 2 minggu jadi eh malah 2 bulan baru jadi. Hal seperti itu sering terjadi dan pasti tidak hanya dialami oleh kami saja pasti lembaga pers mahasiswa lain juga pernah mengalaminya. Sedangkan yang paling melegakan adalah ketika berhasil menerbitkan atau selesai dicetak. wah plong rasanya....

7.1.06

Butuh Kesabaran

Jumat (6/1) pukul 15.00 rencananya ada rapat kelembagaan untuk membahas tentang permasalahan kelembagaan yang semakin ruwet.Aq sudah stanby dari pagi dan mempersiapkan segala sesuatu seperti buku, spidol dan berkas lainnya. Setelah semuanya siap, ngegame dulu ah......Akhirnya aq ngegame. Jam di SOLID sudah menunjukan 14.45 kok temen2 belum dateng juga, "ah kan belum pukul 15.00" pikirku, akhirnya aq lanjutin ngegamenya. Tepat pukul 15.00 tiba-tiba dari luar,"Assalamu alaikum"...."Walaikum salam" jawabku, ternyata yang dateng nisye. Masuk nis, sambil sedikit teriak. "mas, kok masih sepi, temen2 lain mana" tanya nisye." Biasa telat, kan indonesia" jawabku. Pukul 15.30 kok masih sepi, yang dateng cuma nand dan upix itupun pulang dengan alasan ada perlu. "mas aq keluar dulu mau rapat di bawah" akhirnya nisye pergi juga untuk rapat KKM di lantai satu. Sampai pukul 17.00 cuma badrun (kapel) yang dateng sedangkan yang lain akhirnya tidak dateng.

Analisa yang aq pikirkan kenapa teman2 tidak hadir adalah :
1. Waktu tidak tepat karena masih suasana UAS ( Sebenarnya ga masalah kan pukul 15 ujiannya udah selesai)
2. Sibuk dan ada acara (iya sih dari beberapa sms yang masuk, ada beberapa bilang tidak bisa dateng karena ada acara tapi apakah semua teman2 yang diundang sibuk semua, pasti ga kan?)
3. Males ke kampus (Nah ini yang paling mungkin dan alasan yang paling sering digunakan)

Akhirnya aq hanya bisa bersabar untuk menghadapi persoalan ini. Memang butuh kesabaran dalam menjalankan organisasi biar tetap jalan.chayoo

2.1.06

Belajar Menulis (1)

Menulis itu sulit?
Masih ingat ketika saya mencoba menulis sebuah opini untuk buletin kampus tempat saya kuliah,tetapi saya merasa sangat sulit mengungkapka ide untuk dijadikan tulisan. Boro-boro dapat satu halaman, membuat satu paragraf sudah mandeg, sulit untuk bisa dikembangkan dan dilanjutkan. Setelah "berjuang" beberapa hari akhirnya tulisan itu jadi, walaupun dalam hati merasa tidak puas dengan tulisan sendiri, seperti ada perasaan kurang dari tulisan itu.

Berhasil membuat satu tulisan tidak membuat semakin percaya diri menulis tetapi malah semakin membuat tidak PD, saya semakin takut menulis. Hingga suatu saat saya mengikuti Diklat jurnalistik yang didalamnya ada materi teknik menulis. Pemateri yang merupakan salah satu senior saya memberikan tugas pada saya dan taman-teman yang mengikuti diklat tersebut untuk membuat tulisan dengan tema bebas tetapi diberi waktu hanya 10 menit.Akhirnya dengan waktu 10 menit saya dan teman-teman berhasil membuat tulisan.Ada kata-kata senior saya yang terus saya ingat setelah semua tulisan dikumpulkan, dia berkata " Sebenarnya anda-anda semua adalah bisa menulis tinggal kemauan saja". Deg...benar juga ya,pikirku.
Kemarin saya sempat membaca tulisan dengan judul "Belajar Menulis" dalam sebuah blog, yang tidak sengaja saya buka ketika sedang searching di google.com. Dari tulisan itu maka lebih terbuka pandangan saya tentang menulis.Dalam menulis ternyata memerlukan dua tahap untuk menghasilkan tulisan yang baik, yaitu tahap menulis dan tahap mengedit. kebanyakan orang melakukan kesalahan fatal dimana menulis dan mengedit dilakukan bersamaan sehingga apa yang terjadi adalah kita akan bingung sendiri tentang tulisan kita sendiri dan sering juga kehilangan ide ketika mau melanjutkan tulisan kita.Itulah ternyata yang saya alami ketika membuat tulisan pertama kali.

Jadi apa yang perlu dilakukan ketika kita menulis?.Pertama adalah menulislah secara cepat, semua ide yang ada dikepala kita keluarkan semua. Jangan memperdulikan hasil tulisan,jelek,tidak nyambung,berantakan. Yang terpenting adalah ide-ide kita bisa dikeluarkan.Nanti setelah tulisan itu jadi,baru diadakan pengeditan untuk memperbaiki dan mempercantik tulisan.Memang sulit sih, apalagi yang tidak terbiasa, tetapi yakinlah bahwa anda bisa, karena menulis tidak tergantung pada bakat tetapi tergantung pada kemauan. salah satu dosen bilang bahwa kesuksesan itu tidak didasarkan pada bakat tetapi didasarkan pada semangat, dosen tersebut mengatakan bahwa 97% semangat baru 3% adalah bakat.Jadi semua orang bisa menulis.