Air
Preheater (APH) merupakan peralatan bantu dalam PLTU yang berfungsi sebagai
pemanas awal udara baik udara primer (Primary air) maupun sekunder (Secondary
air), sampai ke tingkat temperatur tertentu sehingga dapat terjadi pembakaran
optimal dalam boiler. Dalam prosesnya, Air Preheater ini menggunakan gas buang (flue gas) hasil pembakaran di boiler
sebagai sumber panasnya, kemudian mentransfer panas tersebut ke aliran udara melalui elemen pemanas
berputar (rotating heat exchanger).
Ada dua
jenis reheater yang paling umum yaitu jenis regenerative dan recuperatif air
heater. Perbedaan adalah jenis regenerative
berupa rotor yang berputar sedangan Recuperative : rotor tidak berputar
hanya flue gas yang mengalir.
KOMPONEN AIR
PREHEATER
Elemen Pemanas (Heating Surface)
Elemen pemanas yang berupa
lempengan-lempengan plat metal yang terbagi menjadi 2 bagian secara vertikal
yaitu sisi atas Hot End layer dan
sisi bawah Cold End layer. Plat itu
terpasang pada suatu poros yang di susun pada kompartemen silindris yang
terbagi secara radial yang semua bagiannya di sebut sebagai rotor. Rotor ini
berputar dalam ruangan yang memiliki sambungan duct di kedua sisinya satu sisi di aliri gas buang, sisi lain
berisi udara baik primer maupun sekunder. Saat rotor diputar, setengah
bagiannya memasuki saluran gas buang dan menyerap energi panas yang terkandung
di dalamnya sedangkan setengah bagian yang lain mentransfer panas dari elemen
ke udara pada sisi saluran udara sehingga menghasilkan udara panas yang
selanjutnya akan dipasok ke furnace.
Penggerak Rotor
Rotor di gerakan oleh motor listrik yang diletakan di luar elemen
pemanas. Penggerak rotor dihubungkan pada central, dan terdapat dua motor
penggerak yang mempunyai kecepatan 1455 rpm. Dua motor tersebut dihubungkan
dengan central melalui gearbox dengan rasio tranmisi 9.110/1 yang dihubungkan
oleh kopling feksibel pada gearbox kedua. Gearbox kedua menggunakan roda gigi
cacing (worm gear) dengan dua langkah, yang pertama dengan rasio 43/4 dan yang
kedua 59/4. Setelah
kecepatan berkurang dengan dua gearbox, rasionya menjadi 1444.5/1, keluaran
main motor menjadi 1,07 rpm dan auxilliary
menjadi 0,5 rpm.
Seal Rotor
Seal (perapat) berfungsi sebagai pencegah kebocoran fluida baik udara
maupun gas buang yang melewati elemen panas pada saat operasi. Pada kondisi normal aliran udara memilki
level tekanan yang lebih tinggi dari aliran gas hal inilah yang rawan akan
kebocoran. Seal rotor dalam APH terdiri dari :
a. Radial Seal
Seal
radial terpasang sesuai dengan posisi rotor yang posisinya terhadap plate
rotor dapat di setting dan mempunyai
standar sesuai dengan desain manufaktur. Dalam mensetting juga memperhatikan
expansi rotor akibat temperature tinggi. Radial seal berfungsi untuk mereduksi
kebocoran langsung dari area udara ke gas buang.
b. Axial Seal
Axial
seal dipasang pada sisi luar dari rotor memanjang dari sisi hot end sampai dengan cold end. Seal bekerja sama dengan
radial seal untuk meminimalkan gap antara rotor dengan seal.
c. Circumferential seal
Letaknya
disekeliling dan pusat rotor. Fungsi utama adalah mencegah kebocoran udara atau
gas buang saat berputarnya rotor, dalam melakukan fungsi ini di bantu axial
seal.
Bearing
Pada sisi bagian atas dan bawah
rotor inner drum, terdapat roller guide bearing (SKF C3172M/C4 dan
auto-centered roller thrust bearing (SKF
29480EM) yang dipasang untuk menahan beban rotor arah horizontal dan beban
axial vertical.
0 Comments:
Post a Comment