28.9.05

Dia(Lagi)


Dia yang membuatku terpesona. Membuat ku selalu ingin bertemu dengannya. Kenapa Dia melakukan itu padaku, aku seperti tidak berdaya, aku seperti orang bodoh yang tidak bisa berbuat apa-apa menerima pancaran auranya. Dia memang bukan apa-apa dan tidak siapa-siapa, tetapi dia selau membuat aku terus memikirkanya.Aku sebenarnya sudah tidak kuat menahan ini semua, auranya sangatlah dahsyat menembus lorong-lorong jiwaku. Dialah yang kembali mebangunkanku setelah sekian lama beku.Beku karena memang ingin beku. Salahkah bila aku mencoba menunggu suatu jawaban darinya. Aku bukan seorang penakut juga bukan seorang pemberani, aku adalah orang yang selalu ragu-ragu. Tetapi untuknya akan kusingkirkan semua keraguanku, aku mencoba mencari secercah harapan darinya.

Memandangnya bagai memandang kepastian yang belum pasti. Keterbukanya menjadi sebuah kemegahan tersendiri yang ada dalam dirinya. Harapan yang selalu ku tunggu adalah secercah sinar yang ada padanya. Sinar ini biarlah menyinari langkahku yang semakin terseok oleh waktu. Jangan bairkan aku terus melamunkannya,lamunanku hanya sebuah hayalan saja. Bangunkanlah dari lamunanku untuk menerima segala kenyataan yang ada.

(Untuk dia yang selau di hatiku)

menunggu


Ketakutanku menjadi kenyataan
aku seperti sendiri menghadapi semua ini
dimanakah kamu hai saudaraku
dimanakah kamu hai kekasihku

kenapa kau semuanya menghilang
meninggalkan aku sendirian
dalam sepi dan sendiri

aku ingin berkata
tetapi dengan siapa
aku sangat bimbang
sungguh seandainya datang sebuah keajaiban
yang memintaku untuk bahagia
pasti kan kuambil

tapi seprtinya ini semua menjauh dariku
kebahagian tidak mendekat
apakah aku terus menunggu
menunggu
dan menunggu